ADA YANG MEMERHATI

Tuesday 26 February 2013

karangan ke dua puluh tiga - Bila Hati Berbisik IV



Meneliti sebuah kisah...berlari dalam sebuah kesamaran mungkin akan membuat tersadung jatuh..bangkit semula...dan kemudian jatuh tersungkur lagi...di mana hendak diletakkan sebuah langkah yang hilang rentak kala luka berdarah kembali dan menghunus diri yang kian parah dalam meniti sebuah kehidupan...

Kalau hati ini umpama buluh mungkin tiada rasa bila tertusuk...kalau hati ini umpama pantai, tiada rasa lagi bila dihempas..kalau hati ini sebuah kaca, berderai seribu tidak berbentuk lagi...di mana letakkan sebuah hati yang adakalanya hilang ketetapan dan bentuk?? Sesekali rasa itu menyingkap, akan hilang bentuknya...berpaut di dahan yang rapuh umpama meletakkan diri dalam sebuah jurang yang bakal memamah setiap inci tubuh yang kian hilang identitinya...

Berenang sang pemilik hati dalam sebuah hidup yang di mana realitinya...hilang dalam fantasi yang menghanyut diri...entah ke mana hanyutnya...entah ke muara...entah ke kuala...namun rentak renang itu mampu bertahan atau tidak...entah rentak itu akan mengapungkan pemilik hati dalam sebuah lambungan ombak yang mengganas atau tidak...tiada apa lagi yang harus diimpi dalam ruang lautan yang luas...pandangannya sama...dan rasanya tetap sama...tiada penghujung...dan tidak berpangkal...

Bila mana malam menjelma, berbisik sang pemilik hati...apakah harus membunuh semua rasa yang lahir sedangkan itu anugerah ILAHI...sesekali hati berbisik lagi, mana letakkan diri yang terus hilang dalam kelam malam...mungkin ia hanya satu ilusi mata yang akan menghumban diri jauh dari keramaian manusia...hinggakan diri hilang dalam sinar...telus dalam cahaya dan tenggelam dalam kegelapan...

Meraba-raba sang pemilik hati mencari siapa dirinya...kalau mampu dia memetik sang bulan, pasti tidak segelap ini dirasakan...mengapa harus disingkap sebuah kisah yang banyak meninggalkan parut yang tidak akan sembuh...siapa penyembuhnya? entah wujud ataau tidak..entah ada tau tidak...entah mungkin hilang  dalam sebuah realiti...kerana itu hanya umpama dalam kaca yang hanya mampu dilihat, disentuh tidak...

Setiap titis darah yang menitis umpama hilangnya jejak seorang yang cukup berani menempuh hidup...walaupun keseorangan, sang pemilik hati tak pernah takut untuk melangkah...mungkin titis darah ini adalah satu harga yang perlu dibayar untuk terus melangkah...kala darah itu menitis, air mata bukan penawarnya...kesakitan bukan nilainya...yang ada hanya sebuah jiwa yang kosong...yang tak pernah meletakkan tempoh tarikh luput sebagai garis panduan untuk terus bernafas...darah ini bukan penentunya...

Di mana lagi harus berpaut...hanya berserah..mungkin berserah itu pasrah dan akhirnya menyerah...tapi pada pemilik hati, berserah itu jalan terbaik...sesungguhnya tiada siapa yang tahu apa rasanya bila menitisnya titik-titik merah yang membasahi segenap rongga...hanya hati yang memahami...memahami diri yang adakalanya kian tandus dimamah takdir...

Kalau senyum itu mampu menjadi penyembuh...maka pemilik hati akan tersenyum...kalau gelak tawa itu akan menjadi penawar, maka gelak tawa akn menghiasi segenap ruang kesunyian yang ada...betul, hidup itu satu ketentuan...maka, terimalah ia walaupun adakalanya pedih dan perit untuk diluahkan...kata-kata abgaikan tidak berguna lagi...apa lagi yang pemilik hati miliki...hanya sebuah harapan untuk terus bernafas...dan terus bersyukur dengan kurniaan sang pencipta...walaupun hanya untuk beberapa ketika lagi...

Setitis air mata yang membasahi bumi bukan harga sebuah penderitaan...tapi harga sebuah kekuatan...berdiri dengan tembok kekuatan yang entah bila akan runtuhnya...ke mana harus diarak tangis ini...ke mana lagi harus ditadah setiap mutiara yang bergolek di segenap rongga...mungkin hati sudah cukup merasai satu bentuk penyeksaan dunia...maka, tangis itu tidak pernah bererti lagi...dan tidak akan pernah menjadi satu harga kepada sebuah kebahagiaan....

Walau hati itu parah, melangkahlah...teruskan rentak dan langkah...setiap duri yang dipijak bukan penghalang untuk terus tersenyum...semua kenangan itu akan dilipat kemas untuk dibawa tanpa sesiapa mengetahuinya...akan disimpan dan dalam sebuah balang kaca...yang mungkin dapat dilihat, tapi takkan mungkin dapat dirasai oleh sesiapa...kalau ini harga yang harus dibayar untuk terus melangkah, maka sang pemilik hati akan terus menyimpannya...kerana air mata dan titis-titis darah itu bukan harga kepada semua ini...

Malam yang kelam ini bagai menghempas sebuah perasaan...dan meletakkan sebuah harapan...walau sang pemilik hati hanyut...akan terus direnang...walau tidak bertepi...walau lemas...walau karam...biar titis-titis darah dan air mata ini menjadi peneman..entah esok entah lusa...entah seribu tahun lagi...biarkan hati ini menanggungnya...kerana hati ini akan terus bertahan...dengan sedikit kekutan yang dilihat dari air mata yang menitis...kerana hati ini sudah cukup kebal dengan segala luka...sudah penuh parutnya...sehinggakan tiada ruang lagi untuk diguris...

#kalaruanghatiberbisiksepi...kalaairmatamenjadipenemansebuahkesakitan...kalamimpiyanghadirhanyasekadarmembunuh...langkahakanterus...keranasangpemilikhatisudahcukuplalidengansunyidansepi

selamat malam dunia...moga ada lagi masa untuk kita bersua kelak...

6 comments:

target=”_blank”Unknown said...

ayat mendalam bro...hoho...

#kalau gelak tawa itu jadi penawar maka gelaklah untuyk isi kesepian..

suke part tu bro...

bro,jangan berhenti melangkah... =)

target=”_blank”Unknown said...

my quote - actually life is equal

target=”_blank”Acik Riotaro said...

bila hati berbisik..
T_T

target=”_blank”mr broken heart said...

CIK KAKI KETAWE

hanya sekadar luahan dari hati ke mikiran..lantas ke penulisan

BELOG PENAMAYA

maybe u rite...but sometime we have to accept d fate

ACIK RIOTARO

BILA HATI BERBISIK...kesemua 4 siri yang ditulis...hanyalah sebuah rasa yang lahir dari hati dan perasaan yang ikhlas...inilah hidup

target=”_blank”Unknown said...

salam bro...watever happened..please keep moving foward ok.. hidup kena selalu bangkit dari terjatuh... chill =)

target=”_blank”mr broken heart said...

KHAIRIL AZAM

thanks...n aku tengah cuba belajar bangkit...bangkit dari semua ni...sebab hanya aku yang tau mcmana nak habiskan semua cerita ni...